Gunung Bawakaraeng di Sulawesi Selatan

Gunung Bawakaraeng Legenda dan Misteri yang ada di dalamnya


Gunung Bawakaraeng di Sulawesi Selatan
- Dari sabang sampai merauke Indonesia dikelilingi begitu banyak pegunungan yang lengkap dengan pemandangan alam yang indah luar biasa. Hampir disetiap provinsi Indonesia terdapat gunung yang menjadi objek wisata bagi banyak kalangan, sebut saja salah satu gunung yang begitu terkenal di tanah air yaitu gunung Semeru yang sekaligus menjadi gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Gunung Semeru boleh disebut sebagai gunung yang melegenda di tanah air, pasalnya selain panorama alam yang begitu melekat sejak dulu, gunung ini juga menyimpan sejumlah kisah-kisah legenda termasuk pula legenda mistis gunung Semeru yang banyak diceritakan masyarakat sekitar maupun para pendaki. Tapi kali ini kita tidak akan berbicara tentang legenda gaib di gunung Semeru melainkan kita akan bergeser ke gunung legendaris di Sulawesi Selatan.

Gunung Bawakaraeng


Gunung Bawakaraeng yang berada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini menjadi gunung yang sangat melegenda sama seperti gunung Semeru di Jawa Timur. Bagi masyarakat setempat gunung yang memiliki puncak ketinggian 2950 meter di atas permukaan laut ini cukup disakralkan bahkan di puncak gunung masyarakat setempat pun sering melakukan sejumlah ritual yang sudah dilakukan secara turun temurun.

Bagi masyarakat sekitar gunung ini memiliki arti yang sangat disakralkan, Bawa artinya mulut dan karaeng adalah raja atau Tuhan dan jika digabungkan maka gunung Bawakaraeng adalah gunung dari Mulut Raja atau Gunung Mulut Tuhan karena dahulu kala Gunung ini disebut sebagai tempat pertemuan para Wali dalam menyebarkan Agama Islam di Sulawesi Selatan. Kepercayaan tersebutlah yang membawa masyarakat setempat hingga dari berbagai daerah menasbihkan gunung ini sebagai gunung sakral dan setiap tahunnya sejumlah kalangan kerap melakukan sejumlah ritual pada waktu-waktu tertentu, begitu juga dengan melaksanakan Ibadah Shalat Idul Adha setiap tanggal 10 Zulhijjah dalam kalender Islam.

Seperti kisah yang terjadi di hampir setiap gunung di Indonesia, gunung Bawakaraeng juga acapkali menimbulkan kesedihan tak lain karena gunung ini juga kerap kali menelan korban jiwa di kalangan para pendaki. Tidak terhitung jelas sudah berapa banyak korban meninggal di gunung ini belum lagi dengan sejumlah pendaki yang hilang dan tidak berhasil ditemukan.

Legenda Hantu Noni


Gunung Bawakaraeng memiliki legenda yang sangat melekat dengan kepercayaan masyarakat setempat, namun selain itu gunung ini pun menyimpan kisah mistis yang sudah begitu akrab di kalangan para pendaki dan juga warga setempat yang bermukim di lembah Lembanna.

Gunung Bawakaraeng menyimpan sebuah legenda hantu yang dikenal dengan nama hantu Noni. Bagi masyarakat setempat Noni adalah sebuah panggilan untuk seorang wanita berparas cantik yang wajahnya seperti bule (wanita Belanda). Menurut kisahnya Noni adalah seorang wanita yang meninggal dengan cara gantung diri di salah satu pohon yang berada di pos 3 pendakian.

Tidak jelas asal usul si Noni namun salah satu tokoh di lembah Lembanna mengatakan jika sekitar 1970 atau 1980-an dikisahkan jika wanita tersebut dulunya kala gunung ini masih sunyi dari aktivitas pendakian sangat sering mendaki gunung Bawakaraeng bersama kekasihnya karena keduanya sangat terpesona dengan pemandangan alam yang masih sangat terjaga kala itu. Hampir setiap akhir pekan Noni dan kekasihnya mendaki gunung Bawakaraeng hanya demi menikmati indahnya pemandangan alam. Bahkan saking seringnya warga yang bermukim di Lembanna jadi sangat akrab dengan mereka.

Namun tanpa alasan yang jelas suatu ketika Noni justru datang seorang diri, ia terlihat tidak tampak seperti biasanya yang setiap kali ia datang ia selalu penuh dengan senyuman, tawa dan antusias tinggi kala akan mendaki gunung. Bahkan kala itu Noni hanya membawa perlengkapan seadanya. Tanpa banyak bicara dan tanpa senyuman yang seolah menyimpan kesedihan begitu mendalam Noni yang biasanya selalu tersenyum dan menegur sapa warga dalam perjalannya justru berjalan dengan wajah murung. Beberapa hari berjalan warga yang kala itu merasakan hal aneh pada Noni mulai curiga karena tidak biasanya Noni mendaki gunung sendirian apalagi sampai beberapa hari lamanya. Tak lama setelah itu salah seorang warga yang berkebun di sekitar kaki gunung pun mendadak menghebohkan warga Lembanna dengan mengatakan Noni meninggal dunia dengan gantung diri di salah satu pohon di pos 3 pendakian. Sontak kematian Noni pun langsung menghebohkan warga yang tinggal di kaki gunung.

Sejak kematian Noni cerita-cerita mistis pun mulai beredar luar, tidak hanya di masyarakat sekitar tapi juga di kalangan pendaki. Konon kematiannya yang mendadak dan diduga bunuh diri karena sakit hati, penampakan hantu Noni kerap terlihat. Terlebih lagi, pohon yang menjadi tempat Noni bunuh diri pun masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Legenda Penampakan Hantu Noni
Kematian Noni menimbulkan kesedihan yang mendalam bagi warga pasalnya, selain dikenal ramah Noni juga cukup sering membantu warga sekitar setiap kali ia mendaki. Namun dibalik kesedihan tersebut kematian Noni pun menyimpan kisah mistis yang cukup mengerikan.

Di kalangan pendaki ada dua versi kisah hantu Noni yang bergentayangan di pos 3 pendakian khususnya pada sebuah pohon besar tanpa daun yang sekaligus menjadi penanda pos 3. Dikisahkan jika hantu Noni sebenarnya cukup sering membantu para pendaki yang mengalami kesulitan seperti tersesat karena badai, kehabisa air atau karena kelelahan yang hebat.

Kisah tersebutlah yang pernah diutarakan oleh seorang pendaki sebut saja namanya Andi. Pria yang berasal dari salah satu daerah di Sulawesi Selatan ini memang seorang pecinta alam sejati. 5 tahun belakangan ini ia sering mendaki gunung seorang diri dengan hanya bermodalkan panduan yang ia dapat di internet dan juga perlengkapan yang lengkap.

Dalam perjalanan ke puncak gunung Andi yang mendaki seorang diri mengaku jika selama menempuh perjalanan ia tidak mendapatkan halangan yang berarti karena sepanjang perjalanan mendaki ia mendapat sejumlah bantuan dari para pendaki lain. Namun perjalannya pun mulai menjadi sangat berat kala ia dalam perjalanan pulang. Awalnya dari pos 10 sampai pos 5 yang memakan waktu berjam-jam Anda sudah mulai merasa kelehan namun ia terus memaksakan diri dan bertekad untuk menuruni bukit hari itu juga. Rasa lelah, perbekalan yang sudah mulai habis pun terpaksa membuatnya beristirahat lebih lama di pos 3 pendakian. Kala itu ia sama sekali tidak menaruh rasa curiga dengan suasana sekitar meski ia tahu disinilah legenda gunung Bawakaraeng yang paling terkenal.

Sampai di pos 3 Andi mulai duduk sejenak di atas batang pohon, rasa lelahnya yang semakin mendera membuat Anda seolah kebingungan untuk melanjutkan perjalanan atau beristirahat lebih lama. Selang beberapa menit Andi pun memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di atas matras, namun awalnya Andi yang hanya ingin beristirahat selama beberapa menit justru tertidur. Ia sendiri tidak tahu persis berapa lama ia tidur namun saat ia terbangun suasana sudah sangat gelap kala itu. Belum lagi matanya kembali normal ia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat ramah dan baik. Gadis tersebut banyak membantunya kala itu, ia tidak hanya membagikan bekal air tapi juga sempat membuatkan Andi mie instan. Mereka sempat berbicara beberapa lama sambil menghabiskan makanan dan saat itu Andi pun mengaku jika ia sangat kelelahan. Andi yang kala itu masih sangat lelah ditawarkan untuk pulang bersama-sama. Tanpa banyak basa basi Andi pun menerima bantuan tersebut dengan suka rela.

Dalam perjalanan pulang dengan suasana yang sangat gelap keduanya terpaksa berjalan sangat lambat karena pencahayaan yang minim hanya dengan memanfaatkan 1 buah senter. Sesekali Anda memegang tangan si gadis untuk menjaganya agar tidak tergelincir jatuh. Perasaan aneh pun mulai merasuki, tangan si gadis terasa sangat dingin ditambah lagi saat pemukiman warga sudah mulai terlihat anjing-anjing warga setempat terus melonglong hebat ditambah dengan hembusan angin membuat bulu kuduk Andi merinding luar biasa. Tiba di rumah pertama si gadis pamit untuk bermalam, awalnya karena merasa lelah Andi pun ingin beristirahat sejenak namun karena tekadnya yang bulat untuk menyelesaikan petualangannya hari ini Andi memilih untuk melanjutkan perjalanan pulang. Akhirnya keduanya pun berpisah namun sebelum melangkah Andi menyempatkan diri untuk menanyakan nama si gadis. Dengan senyuman dan tatapan matanya si gadis pun menyebutkan namanya dengan suara yang kecil “nama saya Noni”. Meski terdengar akrab kala itu Andi tidak menaruh curiga sama sekali, ia pun mulai melangkah pergi meninggalkan Noni.

Setibanya di rumah warga yang menjadi tempat pertamanya singgah, Andi pun sempat bercerita dengan pemilik rumah saat pagi hari. Ia menceritakan pengalamannya bertemu dengan si gadis cantik tersebut, namun pemilik rumah hanya tersenyum dan berkata jika gadis yang ia sebutkan tidak ada. Heran dengan ucapan pemilik rumah Andi pun bertanya lebih banyak lagi hingga akhirnya pemilik rumah mengatakan jika dulu memang pernah ada seorang wanita yang disapa Noni namun ia sudah meninggal gantung diri di pohon yang menjadi penanda pos 3.

Tapi mungkin Andi hanyalah salah seorang pendaki yang beruntung karena beberapa legenda menyebut jika hantu Noni mencari seorang pria yang mendaki seorang diri untuk ia celakai sebagai bentuk balas dendam atas sakit hatinya.

Author:

Facebook Comment

The Most Popular Traffic Exchange