Bintang Setan dengan Penanggalan Mesir Kuno
Bintang Setan dengan Penanggalan Mesir Kuno - Laman media asing mengungkapkan, bahwa pada konstelasi Perseus yg berjarak kurang lebih 93 tahun cahaya berasal Bumi terdapat sebuah benda langit yang disebut “Demonstar” (Perseus β), yaitu eklips binary yg artinya sepasang bintang yang berputar pada sekitar pusat beserta gravitasinya. Bagi bangsa Yunani kuno, itu melambangkan mata Medusa dalam mitologi Yunani antik, dikenal sebagai Demonstar atau bintang setan karena sikap anehnya.Menggunakan mengandalkan astronomi modern, ditemukan perilaku bintang biner si rasi Perseus yg luar biasa aneh itu, namun, orang-orang Yunani antik relatif memahami dengan kedipan “bintang setan” ini lebih dari 3.000 tahun silam. Semenjak abad ke-17, variabel optik yang ganjil asal Perseus β ini diamati secara sistematis sang para ilmuwan.
Sejak 1783 silam, seseorang astronom amatir bernama John Goodricke menemukan jikalau bintang Cepheid berubah cahayanya secara terjadwal dan diduga adalah komponen bintang ganda. Hingga di 1881, astronom Edward Pickering dari Harvard University, mempresentasikan bukti bahwa bintang ini merupakan bintang ganda. “Bintang Setan” atau “Demonstar” tidak hanya terbentuk asal satu bintang, pembentukannya terdiri berasal “bintang biru” yg padat serta “bintang merah” super besar, jeda keduanya sangat dekat, serta secara berkala melalui cakram benda langit lainnya. Teori tersebut menjelaskan mengapa bintang Perseus β yg kita amati itu menunjukkan kenyataan “kedipan bak mata setan”, namun, menurut teori ketika ini bahwa bintang dengan massa sedemikian akbar itu tidak mungkin berada pada ruang yang begitu mungil.
“sejak beberapa abad sebelumnya, kami selalu tidak dapat mengamati terkait apa sebenarnya yang terjadi di sistem langit misterius ini, serta berdasarkan perhitungan para ilmuwan, daur perubahan magnitudo bintang Perseus β merupakan dua,867 hari, serta setiap kali melintas selalu berlangsung kurang lebih 10 jam, namun, dalam beberapa abad terakhir, hanya mengalami perubahan kecil. Medan magnet mungkin berperan menjadi faktor lain pada dalamnya,” kata peneliti.
Pada 2006, atas dasar pengetahuan Egyptology dan astronominya, peneliti Sebastian Porceddu berasal University of Helsinki, Finlandia berkata bahwa bintang Perseus ß terdapat hubungannya dengan studi astronomi Mesir kuno.
Dalam misteri penanggalam Mesir kuno, sering membagi waktu (hari) berdasarkan catatan berasal pengamatan astronomi, akibat pengamatan yang tidak baik mungkin menyiratkan kelaparan atau penyakit, Bila hari itu disebut lepas atau hari yang jelek, maka itu dianggap tidak baik Bila melakukan perjalanan, atau meletakkan batu pertama (bangunan). Ad interim lepas atau hari yg baik mengindikasikan kesehatan serta kesuksesan. Menggunakan demikian, pengamatan astronomi mampu memprediksi tentang suasana kegiatan orang-orang Mesir kuno. Para peneliti berharap bisa tahu perubahan hari raya keagamaan yg tersembunyi pada baliknya berasal kenyataan langit, hal ini sedikit seperti dengan penggunaan (melihat) kalender buat meramal aktivitas seorang.
Sarah Symons, peneliti di McMaster University, Kanada, berkata sangat senang melihat sebuah tim peneliti transdisciplinarity melakukan pekerjaan ini. SarahSymons artinya seseorang pakar yang mengkhususkan diri pada penelitian astronomi Mesir kuno. Bintang Perseus β sebenarnya ialah sebuah sistem 3 bintang (trinary system/triple stars), revolusi orbit asal 2 bintang utama pada antaranya itu sangat dekat, serta jarak bintang ke-tiganya itu secara relatif jua sangat jauh. Pada bagian almanak semasa Kerajaan Baru Mesir antik, orang-orang beranggapan bahwa “bintang setan” atau “Demonstar” itu berafiliasi dengan sungai Nil.